Stikesbethesda.ac.id–Setelah melaksanakan stase komunitas selama satu setengah bulan di wilayah Terban Yogyakarta, sebanyak 70 mahasiswa ners STIKES Bethesda resmi ditarik dari penugasannya. Acara penarikan mahasiswa dari tugas stase komunitas dilaksanakan di Kantor Kecamatan Gondokusuman, Yogyakarta pada tanggal 14 Agustus 2017. Hadir dalam acara tersebut Camat Gondokusuman Jalaludin, S. Sos., M.Si., Lurah Terban Anif Luhur Kurniawan, SIP., beberapa dosen STIKES Bethesda dan perwakilan warga.
Meski dibatasi tenggat waktu yang cukup singkat, kehadiran mahasiswa stase komunitas dari STIKES Bethesda dinilai telah memberikan banyak manfaat bagi warga Terban. Apresiasi terhadap program kerja yang dilaksanakan mahasiswa mengalir dari warga dan institusi terkait dalam hal ini Kelurahan Terban.
Lurah Terban, Anif Luhur Kurniawan, tegas menyatakan kelurahan Terban sangat terbantu dengan adanya program stase komunitas STIKES Bethesda. Program kerja yang dilaksanakan mahasiswa telah memberi gagasan dan kesempatan bagi warga untuk menjaga dan meningkatkan taraf kesehatannya. Pendampingan mahasiswa telah membuka wawasan warga mengenai kondisi real kesehatan masing-masing individu. Dari berbagai program yang dilaksanakan, mahasiwa juga berhasil menyajikan data real kesehatan warga. Menurut Anif, data tersebut sangat penting sebagai acuan dalam merancang dan melaksanakan program kerja pemerintah.
“Saya sangat berterima kasih dengan adanya program stase komunitas STIKES Bethesda. Mahasiswa ini datang ke masyarakat dengan konsep dan tema yang jelas, tentang kesehatan. Kami sangat terbantu dengan program kerja yang mereka laksanakan. Kehadiran mahasiswa STIKES Bethesda memberi solusi dalam mencegah sekaligus mengatasi persoalan kesehatan yang dihadapi warga. Kelurahan juga sangat terbantu dengan ‘data hidup’ mengenai kondisi real kesehatan warga yang berhasil disajikan mahasiswa,” jelas Anif.
Mengingat besarnya manfaat yang bisa didapat dari kegiatan stase komunitas STIKES Bethesda, Anif berharap program ini bisa dilanjutkan. “Ini sudah tahun yang keempat, saya berharap kerjasama ini terus berlanjut. Program stase komunitas STIKES Bethesda , manfaatnya sangat dirasakan baik oleh warga dan kelurahan,” tegas Anif.
Hal senada juga disampaikan perwakilan warga yang turut hadir dalam acara penarikan mahasiswa. Mewakili warga, Ketua RW 8, Kuncoro S. Sos, secara terbuka menyampaikan terima kasihnya kepada mahasiswa. Dijelaskan, pendampingan mahasiswa telah membuka wawasan warga mengenai kondisi real kesehatan masing-masing individu. Hasil pantauan dan pemeriksaan yang dilakukan mahasiswa, menjadikan warga lebih care dalam menjaga kesehatan individu dan lingkungan. “Setelah ada pemeriksaan dari mahasiswa, ternyata banyak warga kami yang rentan dengan serangan hipertensi. Salah satunya saya sendiri. Berkat pendampingan mahasiswa, saya dan warga lainnya jadi lebih tahu apa yang seharusnya kami lakukan untuk menjaga kesehatan masing-masing. Ini sangat mendukung kami dalam melaksanakan program RW siaga,” terang Kuncoro.
Dengan pendekatan yang humanis disertai rasa care terhadap masyarakat, mahasiswa berhasil memberdayakan warga dalam menjaga kesehatan individu dan lingkungan. Dari berbagai program yang telah dilaksanakan, kehadiran mahasiswa ners STIKES Bethesda mampu menjadi motor penggerak warga. Dengan memposisikan warga sebagai subjek, warga lebih memahami pentingnya setiap kegiatan yang dilaksanakan. Dukungan warga terhadap program yang dilaksanakan, menunjukkan adanya interaksi sosial yang positif antara mahasiswa dengan warga. Institusi terkait dari pemerintah dalam hal ini Kelurahan Terban dan Puskesmas Gondokusuman I juga sangat mendukung terhadap setiap kegiatan yang dirancang mahasiswa.
Program keluarga binaan dan keluarga lansia, merupakan contoh kegiatan bahwa mahasiswa serius memperhatikan kesehatan masing-masing warga. Program ini dilaksanakan untuk mendeteksi kondisi real kesehatan warga. Mahasiswa tidak segan-segan meleburkan diri menjadi bagian keluarga dari masyarakat, untuk memantau kesehatan warga. Selain memantau kesehatan secara umum, lebih spesifik program ini bertujuan memberikan tindakan preventife terhadap warga yang rentan terkena serangan hipertensi dan stroke. Contoh program lain yang melekat dengan fenomena persoalan dewasa ini adalah posyandu remaja. Kegiatan ini untuk menghindarkan remaja terjerumus dalam bahaya narkoba dan HIV. Kegiatan ini dilaksanakan dengan melibatkan Puskesmas Gondokusman I dan kaum pemuda yang dikader sebagai pengurus posyandu remaja.