Stikesbethesda.ac.id— Selama dua bulan terjun di tengah-tengah masyarakat, stase komunitas mahasiswa ners STIKES Bethesda telah meninggalkan buah karya berarti bagi warga Kelurahan Terban. Sebagai motor penggerak, mahasiswa mendampingi warga mewujudkan terbentuknya RW Siaga di enam wilayah kelurahan Terban. Sumbangsih yang diberikan mahasiswa telah mengantarkan Terban menjadi kelurahan kedua se-Kota Yogyakarta yang telah melengkapi diri dengan RW siaga.
Dengan terbentuknya RW siaga, menunjukkan bahwa di Terban telah tercipta tatanan masyarakat yang siaga, peduli dan tanggap terhadap permasalahan kesehatan individu dan lingkungan. Pengabdian stase komunitas STIKES Bethesda, telah mewujudkan harapan warga memiliki sumber daya untuk mencegah dan mengatasi masalah bencana, kegawatdaruratan, dan kesehatan secara mandiri. Keberadaan RW siaga hasil bentukan warga dan mahasiswa telah mendapat pengesahan dari pemerintah setempat. Surat Keputusan (SK) diberikan menyusul terbentuknya lembaga yang terstruktur dari semua indikator yang diperlukan dalam sebuah RW siaga.
Pengabdian ners STIKES Bethesda merealisasikan RW siaga di Terban memang tidak berangkat dari nol. Enam RW tersebut sebelumnya telah memiliki iindikator sebagai RW siaga. Tapi indikator seperti seksi-seksi yang ada di masyarakat belum terkoordinir dalam satu lembaga yang terstruktur. Sebagian ada juga yang belum maksimal dalam menjalankan fungsinya. Stase komunitas STIKES Bethesda pada akhirnya mampu menjembatani warga menyempurnakan semua indikator yang dibutuhkan. Pendampingan mahasiswa telah mendukung terciptanya lembaga masyarakat yang terstruktur untuk menjalankan fungsinya sebagai wujud dari RW siaga. Ada pendekatan, ada interaksi dan ada kerja nyata mahasiswa untuk menciptakan RW siaga. Selain menjadi motivator, mahasiswa juga melakukan kaderisasi agar warga mampu melaksanakan prosedur tindakan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Kehadiran mahasiswa telah memberi penajaman terhadap mindset warga dalam memperhatikan masalah kesehatan. Keberhasilan program ners STIKES Bethesda ini juga tidak terlepas dari dukungan pemerintah terkait, dalam hal ini Kelurahan Terban dan Puskesmas Gondokusuman II. Dalam berbagai kesempatan petugas dari kelurahan dan puskesmas turun ke lapangan bersama mahasiswa untuk mendampingi warga membentuk RW siaga.
Setelah selesai melaksanakan stase komunitasyang dilaksanakan sejak 27 Novemebr 2017, sebanyak 49 mahasiswa ners STIKES Bethesda resmi ditarik dari penugasannya. Acara penarikan dilaksanakan di Kantor Kecamatan Gondokusuman, Yogyakarta pada tanggal 12 Januari 2018. Hadir dalam acara tersebut Camat Gondokusuman Jalaludin, S. Sos., M.Si., Lurah Terban Anif Luhur Kurniawan, SIP., Pejabat Puskesmas Gondokusuman II dr. Rina Retnowati, beberapa dosen STIKES Bethesda dan perwakilan warga.
Ucapan terima kasih mengalir dari warga dan institusi terkait atas pengabdian yang diberikan ners STIKES Bethesda. Walau dibatasi tenggat waktu yang cukup singkat, stase komunitas ners STIKES Bethesda dinilai telah membawa warga Terban selangkah lebih maju di dalam menyikapi masalah kesehatan.
Anif Luhur Kurniawan, menyatakan Kelurahan Terban sangat terbantu dengan adanya program stase komunitas STIKES Bethesda. Program kerja yang dilaksanakan mahasiswa telah menciptakan kesempatan bagi warga untuk menjaga dan meningkatkan taraf kesehatannya secara mandiri. Mengingat besarnya manfaat yang didapat, Ia berharap kerjasama antara STIKES Bethesda dengan Kelurahan Terban bisa terus dilanjutkan. “Kami tentu berterima kasih. Stase komunitas STIKES Bethesda telah membantu kami dan warga Terban mewujudkan program Dinkes Yogyakarta untuk membentuk RW siaga. Kami berharap program ini bisa dilanjutkan. Untuk diketahui bahwa tahun depan alokasi anggaran untuk RW siaga ini akan diberikan langsung kepada masing-masing RW. Tentu syaratnya RW tersebut sudah membentuk lembaga RW siaga. Dan sementara ini masih ada enam wilayah RW lain di Terban yang belum terbentuk RW siaga,” jelas Anif. (bas)