Stikesbethesda.ac.id–Dalam rangka peningkatan standar mutu pendidikan sekaligus mutu institusi, STIKES Bethesda terus memacu tenaga dosen untuk mengembangkan diri di bidang keilmuannya. Awal Agustus lalu STIKES Bethesda baru saja menugaskan tiga dosen untuk menyelesaikan studi program doctoral di St. Paul University Philipines Tuguegarau.
Keseluruhan sudah ada 16 dosen yang ditugaskan menempuh studi lanjutan di Philipina. Sebelumnya secara pereodik STIKES Bethesda telah menugaskan 13 dosen untuk menempuh sekolah lanjutan S2 di Philipina. Tiga diantaranya telah berhasil menyelesaikan studi dengan predikat memuaskan. Sedangkan 10 dosen lainnya saat ini masih menyelesaikan proses pendidikan di Philipina. Tiga dosen di Trinity University of Asia Philipina, enam dosen di St. Paul University Manila, dan satu dosen di Far Eastern University Philipina. Selain di Philipina, STIKES Bethesda juga tengah menugaskan empat dosen lainnya untuk menempuh sekolah lanjutan S2 di dalam negeri.
Langkah yang diambil STIKES Bethesda dinilai merupakan langkah strategis untuk semakin menancapkan penetrasi STIKES Bethesda di dunia pendidikan. Menurut Ketua STIKES Bethesda, Niken WN Palupi, S.Kp, M.Kes, mutu sekolah tinggi bisa diukur dari beberapa segmen, salah satu contoh dari mutu dosen selaku tenaga didik. Sekolah tinggi yang bermutu niscaya akan selalu menuntut kehadiran dosen yang bermutu dan mumpuni di bidang keilmuannya.
“Dosen memiliki peranan sebagai leader dalam proses pembelajaran, karena itu mereka terus kami dorong untuk mengembangkan diri. Peningkatan mutu dosen akan selalu kami push untuk menciptakan lompatan-lompatan signifikan terhadap mutu pendidikan,” jelas Niken WN Palupi.
Gelar pendidikan memang menjadi salah satu acuan penting untuk menilai kapasitas seorang dosen. Namun di sisi lain, pengembangan diri seorang dosen tidak boleh terpaku pada tingginya jenjang studi atau gelar yang diraih. Justru dengan gelar yang lebih tinggi, dosen punya tanggung jawab lebih besar untuk mengembangkan diri melalui karya dan pemikiran yang inovatif.
Menurut Niken, pengembangan diri tidak akan pernah menyentuh titik akhir. Tantangan harus disikapi secara positif, karena setiap tantangan justru akan memberikan ruang dan peluang untuk mengembangkan diri. Mindset ini pula yang selalu menjadi dasar bagi STIKES Bethesda dalam mengembangkan mutu pendidikan dan institusi.
“Harus dipahami bahwa STIKES Bethesda tidak mengenal batas atau titik dalam mengembangkan diri. STIKES Bethesda tidak akan berpuas diri pada suatu titik, meski keberaadanya telah mendapat pengakuan dari masyarakat. Kondisi stuck tidak akan memberi perubahan dan manfaat apapun buat STIKES Bethesda,” tegasnya. (bas)