Stikesbethesda.ac.id— Menutup pekan Natal 2017, STIKES Bethesda menggelar sebuah perayaan Natal sederhana di Gedung Purna Budaya UGM, Jumat sore (19/1/2018). Perayaan diadakan sebagai simbol wujud syukur keluarga STIKES Bethesda atas karya Allah melalui kelahiran juru selamat Yesus Kristus. Acara ini diikuti oleh segenap anggota civitas akademika, mulai dari pimpinan, dosen, karyawan, dan mahasiswa.
Mengangkat tema “Melayani Bukan Untuk Kehormatan”, esensi dari perayaan ini bertujuan merefleksi kembali kualitas pelayanan di dalam pergumulan setiap pribadi. Bentuk kehadiran Yesus di dunia sesungguhnya merupakan gambaran dari sebuah ketulusan dan sikap rendah hati. Sebagai juru selamat Yesus rela merendahkan diri untuk dilahirkan di sebuah kandang domba. Sedikit pun tidak menggambarkan kemegahan yang menunjukkan diri-Nya sebagai putra Allah. Bentuk kedatangan-Nya menyiratkan pesan mulia yang harus dimaknai umat kristiani di setiap bagian kehidupan.
Didasari Injil ayat Matius 20: 28, renungan Natal yang disampaikan Vik. Immanuel Geovasky mengingatkan semua insan yang hadir untuk memaknai Natal dengan menjadi pelayan Allah yang baik. Melayani Tuhan harus didasari dengan ketulusan, bukan untuk mengejar kehormatan. Yesus pun telah mengajarkan bagaimana menjadi pelayan yang tulus bagi hamba-Nya. Sebagai juru selamat Ia rela merendahkan diri bahkan mati di kayu salib untuk menebus dosa manusia. Tidak sedikit pun Tuhan mengambil keuntungan dari karya-karya-Nya yang besar. Semua dilakukan penuh ketulusan demi keselamatan umat manusia. Di setiap bagian kehidupan, dikatakan Immanuel Geovasky, umat kristiani harus bisa merefleksikan kebaikkan Yesus sebagai bentuk pelayanan kepada Tuhan. Ia mengajak semua insan menyelami kembali suasana batin di dalam hidupnya, untuk melihat seberapa besar kualitas pelayanan yang sudah diberikan kepada Tuhan. “Mari..kita bertanya pada diri sendiri. Sudahkah kita memiliki kedewasaan melayani Tuhan dengan tulus?” tutur Immanuel mengakhiri renungan.
Selain diisi renungan, doa, prosesi penyalaan lilin, dan pujia-pujian, perayaan Natal dimeriahkan juga dengan beberapa hiburan hasil kreativitas putra-putri STIKES Bethesda. Mengawali jalannya acara, beberapa mahasiswa tampil rancak menarikan tari Papua. Tak kalah menghibur adalah aksi UKM pencak silat saat mendemontsrasikan kegesitannya di atas panggung. Sebelum acara ditutup dengan doa bersama, semua yang hadir larut mendengarkan lagu pujian yang dibawakan paduan suara White Angel Choir dan band mahasiswa STIKES Bethesda. Aksi vokal yang mereka suguhkan mendapat aplus meriah dari semua insan yang hadir.
Usai penutupan acara Ketua STIKES Bethesda Niken Palupi, S. Kp. M. Kes., menyampaikan terima kasihnya kepada semua pihak yang telah mendukung suksesnya acara. Ia juga memberi penegasan terhadap esensi dari kegiatan yang diselenggarakan. Menurutnya, perayaan dilaksanakan bukan semata untuk mengeksplorasi rasa euforia dalam menyambut Natal. Kegiatan ini lebih ditujukan untuk merefleksi kembali apa makna Natal sesungguhnya bagi umat kristiani, khususnya bagi keluarga STIKES Bethesda. Senafas dengan tema yang diangkat, perayaan ini diharapkan menjadi momentum bagi keluarga STIKES Bethesda dalam meningkatkan kualitas pelayanan. Ketulusan untuk melayani Tuhan, harus diwujudnyatakan di setiap segmen kehidupan. Salah satunya melalui pengabdian dosen dan karyawan dalam memajukan dan mengembangkan STIKES Bethesda. (bas)