Stikesbethesda.ac.id— Program kerjasama pendayagunaan tenaga perawat ditawarkan Jepang kepada STIKES Bethesda Yakkum. Tawaran tersebut datang dari lembaga non pemerintah, Overseas Human resources Vocational Training Cooperative (OHVT) dan Suruga Miyagawa Company (SMC). Kedua lembaga ini telah membuka kran kerjasama untuk memberi kesempatan kepada perawat STIKES Bethesda meniti karir magang di Jepang.
Kesempatan magang di Jepang ditawarkan pimpinan OHVT dan SMC saat mengadakan kunjungan ke STIKES Bethesda beberapa waktu lalu. Pada tanggal 26 April 2017, Pimpinan OHVT Akihiro Fukushima mengunjungi STIKES Bethesda dengan didampingi wakil dari Disnakertrans DIY. Kunjungan berikutnya datang dari SMC pada tanggal 12 Mei 2017. Pimpinan SMC, Mr. Katsuto datang dengan didampingi delegasi Lembaga Perwakilan Rakyat Provinsi Shizuoka Jepang, Mr. Mizuma dan wakil dari Disnakertrans DIY. Kunjungan dua lembaga dari Jepang ini membawa misi yang sama. Mereka mempromosikan program kerjasama antara Jepang dengan Kementerian Ketenagakerjaan, tentang pendayagunaan tenaga perawat dari Indonesia.
OHVT dan SMS adalah lembaga partner pemerintah Jepang yang menangani kerjasama perekrutan tenaga magang dari luar negeri. Dua lembaga ini menawarkan kesempatan kepada perawat Indonesia khususnya perawat STIKES Bethesda, magang di beberapa panti jompo di Jepang. Dalam pertemuanya dengan ketua dan jajaran dosen STIKES Bethesda, baik pimpinan OHVT maupun SMC memaparkan perihal yang sama. Dijelaskan bahwa Jepang tengah membutuhkan banyak perawat untuk menangani para lansia yang tinggal di panti jompo. Persoalan ini mendapat perhatian serius dari pemerintah Jepang. Sebagai solusinya ada upaya untuk mendatangkan perawat dari negara lain. Para perawat tersebut akan direkrut sebagai tenaga magang dengan mengacu pada regulasi pemerintah, dalam hal ini Kementerian Ketenagakerjaan Indonesia dan pemerintah terkait di Jepang. Artinya kerjasama yang ditawarkan bersifat formal dan dilindungi kebijakan pemerintah kedua negara. Apabila program kerjasama ini sudah terlaksana, Jepang berharap perawatan terhadap lansia yang tinggal di panti jompo bisa tertangani secara lebih baik.
Dari kunjungan OHVT dan SMC memang belum dibicarakan hal-hal lebih rinci terkait klausal kerjasama. Format kerjasama secara lebih rinci baru akan diinformasikan setelah ada regulasi dari pemerintah. Sementara ini regulasi tentang kerjasama pendayagunaan perawat masih dalam proses penyusunan di tingkat pemerintah. Regulasi itu akan menjadi acuan dalam proses screening bagi perawat yang hendak magang di Jepang. Tentu dalam regulasi yang disusun pemerintah akan mengatur segala ketentuan mengenai syarat, hak, dan kewajiban yang harus dipenuhi peserta magang. Dijelaskan pula untuk mendukung agar kerjasama ini mudah terealisasi, syarat standart penguasaan bahasa Jepang bagi calon peserta magang diturunkan pada level N4.
Gayung pun bersambut. Kendati belum ada regulasi dari pemerintah, namun tawaran magang di Jepang mendapat respon positif dari STIKES Bethesda. Kran kerjasama yang telah dibuka oleh Jepang, menurut Ketua STIKES Bethesda Niken WN Palupi, S.Kp, M. Kes., merupakan sinyalemen positif terhadap pengakuan kualitas perawat STIKES Bethesda. Jepang tentu punya standarisasi tertentu untuk menjadikan STIKES Bethesda sebagai salah satu partner. Kepercayaan yang diberikan Jepang sekaligus merupakan tantangan untuk mencetak perawat dengan standart kompetensi yang laik dihargai dan dihormati di luar negeri.
Kerjasama yang ditawarkan Jepang, menurut Niken juga menjadi momentum bagi lulusan STIKES Bethesda untuk meniti karir di luar negeri. Tidak menutup kemungkinan dengan menjadi tenaga magang di Jepang, perawat STIKES Bethesda bisa melanjutkan sekolah atau bahkan direkrut sebagai tenaga kerja di Jepang. “Dengan menjadi tenaga magang di Jepang, setiap perawat memiliki peluang untuk meraih kesempatan lain yang lebih baik. Misalnya sekolah di Jepang atau diangkat jadi tenaga kerja di Jepang. Ketika berada pada step tertentu, setiap orang harus sadar bahwa posisinya saat itu memberi peluang untuk meraih sesuatu yang lebih baik. Peluang itu tidak datang sendiri, tetapi harus diciptakan dan diraih,” tegas Niken.
Menimbang sisi positif yang bisa diambil, STIKES Bethesda siap menindaklanjuti tawaran kerjasama dari OHVT dan SMC apabila sudah ada regulasi dari pemerintah yang mengatur. Karena itu regulasi kerjasama ini diharapkan mendapat follow up dari pemerintah agar program kerjasama dengan Jepang bisa terealisir.
wah mantap