Stikesbethesda.ac.id.—Berkarya untuk mengembangkan karya. Ditengah tantangan akibat pandemi COVID-19, STIKES Bethesda YAKKUM menancapkan tonggak sejarah penting dengan membuka jurusan atau program studi (prodi) baru. Prodi baru tersebut adalah Program Sarjana Fisioterapi.
Amanat untuk menyelenggarakan pendidikan program sarjana fisioterapi, resmi menjadi tanggung jawab STIKES Bethesda dengan turunnya Surat Keputusan (SK) Mendikbudristek tentang ijin pembukaan prodi fisioterapi. Melalui Plt. Kepala LLDIKTI wilayah V, Bhimo Widyo Andoko, SH, MH., salinan SK ijin pembukaan prodi fisoterapi telah diserahterimakan kepada Ketua STIKES Bethesda, Vivi Retno Intening S. Kep., Ns., MAN, pada Rabu 1 Desember 2021 di aula Gedung Baru STIKES Bethesda. Dengan dibukanya prodi fisioterapi, STIKES Bethesda kini memiliki empat prodi. Tiga prodi lainnya yakni Prodi Diploma Keperawatan, prodi sarjana keperawatan, dan prodi ners.
Penambahan prodi baru fisioterapi merupakan bagian dari visi untuk menjadikan STIKES Bethesda sebagai pusat pendidikan tenaga kesehatan yang berdaya saing global. Prodi baru fisioterapi yang kelak akan menciptakan para ahli fisioterapi, menjadi harapan dan tujuan STIKES Bethesda untuk memperkaya pengabdian dan karya khususnya di bidang kesehatan. Terlebih di era sekarang ahli fisioterapi semakin banyak dibutuhkan karena punya peranan penting di bidang kesehatan. Hal tersebut menurut Vivi Retno Intening menjadi bagian yang mendasari STIKES Bethesda membuka prodi fisioterapi.
“Kami bersyukur STIKES Bethesda diijinkan dan dipercaya membuka prodi fisioterapi. Tentu ini momentum penting bagi STIKES Bethesda untuk mengembangkan karya dan pengabdian khususnya di bidang kesehatan. Mengapa, karena bidang kesehatan di era modern sangat membutuhkan kehadiran para ahli fisioterapi.” terang Vivi Retno.
Sementara itu disampaikan Bhimo Widyo Antoko, ijin pembukaan prodi baru fisioterapi harus dimaknai dari dua sisi. Selain merupakan pencapaian menggembirakan, melekat juga tanggung jawab untuk merawat dan mengembangkan. Dengan bertambahnya prodi fisioterapi, ia meyakini STIKES Betheda ke depan akan semakin baik untuk mewujudkan visinya. “Kami menyampaikan apresiasi kepada STIKES Bethesda. Kami yakin STIKES Bethesda akan semakin baik, dapat mencapai visinya sebagai pusat pengembangan tenaga kesehatan yang berdaya saing global. Bukan saja di Yogyakarta, tapi juga dikenal di internasional,” jelas Bhimo Widyo Antoko.
Menilik sejarah, fisioterapi merupakan ilmu yang sudah ada sejak jaman kuno. Bahkan di negara lain seperti Cina dan Mesir, dasar dasar fisioterapi sudah ada sejak sebelum masehi. Di Indonesia sendiri fisioterapi mulai berkembang sejak jaman kolonial Belanda. Seiring perkembangan ilmu dan teknologi di dunia kesehatan, fisioterapi berkembang menjadi iilmu modern yang baku dan masuk dalam sistem pelayanan kesehatan. (bas)