Stikesbethesda.ac.id— Sebulan lebih care giver dari STIKES Bethesda YAKKUM menjalani praktik kerja lapangan (PKL) untuk memberikan pendampingan dan pelayanan kepada kaum lansia di wilayah Kelurahan Wirogunan Yogyakarta. Kegiatan PKL caregiver ini merupakan cermin kepedulian kepada sesama yang diselenggarakan sejak 11 Juni 2024 oleh STIKES Bethesda YAKKUM bekerjasama dengan Layanan Lansia Terintegrasi (LLT) dan Kelurahan Wirogunan. Setelah lima minggu mendampingi dan melayani lansia di kelurahan Wirogunan, pada 12 Juli 2024 lima caregiver yang tergabung dalam kegiatan PKL telah ditarik kembali dari penugasannya. Acara penarikan caregiver dari penugasan PKL dilaksanakan pada tanggal di Kantor Kelurahan Wirogunan. Hadir dalam acara tersebut diantaranya Lurah Wirogunan Siti Mahmudah Setyaningsih, S.A, Manager LLT Wirogunan Andi Maulanan, SE, Ketua STIKES Bethesda YAKKUM Nurlia Ikaningtyas S. Kep. M. Kep, Ph.D, Ns dan beberapa dosen.
Selama mendampingi dan melayani lansia menjalani aktifitas kesehariannya, ada warna suka duka dirasakan dan dijalani caregiver. Berjalan kaki menyusuri gang sempit,telah menjadi aktifitas rutin para caregiver. Maklum sebagian lansia yang membutuhkann pendampingan dan layanan tinggal di pemukiman padat yang tidak mungkin dijangkau dengan kendaraan. Tantangan lain muncul dari kondisi kesehatan setiap lansia yang tidak sama. Gangguan kesehatan yang berbeda dari para lansia, membutuhkan sentuhan layanan yang berbeda pula. Disinilah jiwa ketulusan, kepedulian dan kecakapan caregiver diuji dalam menjalani profesinya. Tantangan sebagian juga datang dari pihak keluarga lansia. Sebagian keluarga ternyata justru ada yang merasa kuatir dengan kehadiran caregiver. Beberapa keluarga kuatir pasca caregiver selesai dalam penugasannya, mereka tidak bisa melanjutkan perawatan dan layanan kepada orangtuanya seperti yang dilakukan oleh para caregiver. Disinilah caregiver bersama petugas LLT Wirogunan berperan penting memberikan pengertian kepada pihak keluarga agar kelak di kemudian hari bisa merawat orangtuanya dengan dengan lebih baik.
Tantangan yang ditemui di lapangan tidak menyurutkan semangat caregiver untuk dalam melayani lansia binaannya. Seperti pengakuan yang diungkapkan caregiver Dwi Wahyuningsih saat menyampaikan laporan pada acara penarikan dari penugasan PKL. “Hambatan di lapangan tentu kami rasakan, karena kami-kami ini semua berasal dari desa. Ini pengalaman pertama kali kami terjun di komunitas perkotaan. Tapi kami sangat senang karena dari sinilah kami mendapat pengalaman baru yang menurut kami sangat berharga” tutur Dwi Wahyuningsih.
Selama lima minggu menjalani PKL, caregiver dari STIKES Berhesda YAKKUM mendampingi sebanyak 25 lansia yang masuk kategori level tiga atau tirah baring dan memerlukan pendampingan jangka panjang (PJP). Dari 25 lansia tersebut ada sepuluh lansia yang mendapat kunjungan setiap hari karena kondisi kesehatannya yang memerlukan perawatan khusus. Sedangkan 15 lansia lainnya tetap dikunjungi seminggu sekali untuk perawatan kesehatan seperti cek tensi dan memantau perkembangan kesehatan mereka. Dari pendampingan yang dilakukan banyak ditemui masalah kesehatan yang dialami para lansia. Masalah tersebut meliputi nutrisi, personal hygiene, mobilisasi, dimensia hingga kebersihan lingkungan.
Terhadap masing-masing lansia, caregiver memberikan tindakan pelayanan sesuai dengan kebutuhan atau gangguan kesehatan yang dialaminya. Misalnya untuk lansia yang bermasalah dengan personal hygiene, caregiver memberikan layanan mulai dari memandikan, keramas, potong kuku hingga membersihkan ruang tidur. Dilakukan juga perendaman kaki dan tangan untuk melemaskan otot karena sebagian besar lansia merupakan tirah baring. Caregiver juga meluangkan waktu untuk bercerita dengan lansia yang mengalami dimensia dengan tujuan untuk memancing respon atau daya ingat lansia.
Mewakili care giver lainnya, pada acara penarikan tersebut Dwi Wahyuningsih juga menyampaikan terima kasihnya atas pendampingan dan perrhatian petugas LLT selama menjalani PKL.“Terima kasih bapak ibu petugas LLT yang sering ikut berjalan kaki mendampingi kami mengunjungi lansia. Terima kasih pula kami telah diberi kesempatan mengembangkan ilmu kami di kelurahan Wirogunan. Ini pengalaman sangat berharga untuk kami. Besar harapan kami apa yang sudah kami lakukan bermanfaat bagi lansia dan juga keluarga,” terang Dwi Wahyuningsih.
Sementara itu disampaikan Nurlia Ikaningtyas bahwa pelatihan calon caregiver merupakan upaya preventif STIKES Bethesda mengantisipasi ledakan jumlah lansia sebagai implikasi dari bonus demografi. Lima belas tahun kedepan diperkirakan jumlah lansia akan mencapai 17 persen dari jumlah penduduk. Untuk saat ini saja tidak sedikit lansia yang karena sesuatu dan lain hal kurang terperhatikan oleh keluarga. Jika tidak ada upaya mulai mempersiapkan dari sekarang, maka dikhawatirkan kelak akan bertambah banyak lansia yang terlantar. “Perlu antispasi agar ke depan lansia mendapat penanganan dan perhatian yang laik sehingga tidak ada lansia yang terlantar. Untuk itu STIKES Bethesda membuka pelatihan untu calon caregiver yang kelak siap mengemban tugas profesi melayani lansia,” terang Nurlia Ikaningtyas. Ditambahkan Nurlia, STIKES Bethesda dalam hal ini berterima kasih karena Keluarahan Wirogunan telah memberi kesempatan kepada caregiver dari Stikes Bethesda untuk menjalani praktik di wilayah kelurahan Wirogunan.(bas)