Stikesbethesda.ac.id— Mengabdi sekaligus menimba pengalaman berharga menjadi volunteer bagi masyarakat terpencil di daerah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal ) dijalani Valensia Farra, mahasiswi STIKES Bethesda YAKKUM. Setelah mengikuti proses seleksi, Valensia Farra mendapat kesempatan menjadi volunteer dalam kegiatan sosial yang diinisiasi lembaga Pilar Generasi Emas Indonesia(Paras Indonesia) dengan tajuk Paras Action Vol.1 Lombok. Kegiatan sosial dengan tujuan pemberdayaan masyarakat terpencil ini dilaksanakan di satu sudut pelosok negeri di kaki gunung Rinjani. Tepatnya di dusun Torean desa Loloan,kabupaten Lombok Utara,provinsi NTB. Paras Action Vol. 1 Lombok dilaksanakan dari tanggal 14 hingga 21 Agustus 2024.
Farra merupakan satu satunya volunteer dari Daerah Istimewa Yogyakarta yang direkrut Paras Indonesia. Seleksi delegasi menempatkan Farra bersama beberapa rekan volunteer lain bergabung dalam satu tim yakni tim divisi kesehatan.
Melayani dan berbagi ilmu serta berbaur menjadi bagian keluarga dari warga setempat dijalani Farra selama berada di dusun Torean. Jauh dari kebisingan kota, kehidupan warga Torean hari-harinya akrab dengan suasana ketenangan. Warga Torean yang mayoritas pekerjaannya berkebun dan bertani, selalu menjaga kerukunan dan kedamaian dalam bermasyarakat. Namun laiknya dusun terpencil, warga Torean sangat membutuhkan bantuan khususnya dalam layanan kesehatan. Lokasinya yang jauh dari kota, merupakan salah satu faktor mengapa warga Torean kesulitan mendapatkan layanan kesehatan. Bahkan untuk berobat ke puskesmas saja, mereka membutuhkan waktu satu jam perjalanan.
Keterbatasan layanan kesehatan dan masih kurangnya pengetahuan tentang kesehatan dari warga Torean, telah menggugah semangat Farra dan volunteer lainnya untuk memberikan sesuatu yang berarti bagi warga Torean. Selama mengikuti kegiatan sebagai volunter, Farra sudah tentu banyak disibukkan dengan kegiatan layanan dan edukasi kesehatan untuk masyarakat setempat. Beberapa program kerja di bidang kesehatan dilaksanakan untuk membantu meningkatkan dan memberdayakan kesehatan masyarakat.
Program kerja tersebut diantaranya, program cerdik (cek kesehatan secara rutin, enyahkan asap rokok, rajin olahraga, diet seimbang, istirahat dan kelola stress. Program kerja lainnya adalah sosialisasi stunting dan gizi seimbang, sosialisasi dampak kesehatan dari pernikahan dini, herbalisasi dan filtrasi air. Agar program kerja tersebut manfaatnya bisa menyasar atau dirasakan semua warga tentu ada tantangan di lapangan. Misalnya, tim divisi kesehatan harus menyesuaikan dengan kesibukkan warga yang banyak menghabiskan waktunya untuk bekerja di kebun. Selain itu, seperti dituturkan Farra menurut keterangan kepala dusun Torean, sebagian warga masih memiliki kekurangan dalam hal kemampuan baca tulis.
Bagi seorang Farra tantangan yang ada justru merupakan kesempatan bagi dirinya untuk memberikan sesuatu yang lebih berarti bagi warga Torean. Situasi dan kondisi warga Torean membangkitkan empatinya untuk sebisa mungkin kehadirannya bisa bermanfaat bagi warga setempat. Tekat dan semangat menolong sesama inilah yang telah membawa Valensia Farra menjejakkan kakinya di kaki gunung Rinjani. “Bisa berbagi ilmu untuk menolong masyarakat yang membutuhkan, merupakan alasan kuat saya menjadi volunteer bagi warga Torean. Disini saya juga memetik manfaat dan berkesempatan berbagi ilmu dengan volunteer lain,” terang Valensia Farra. (bas)