Stikesbethesda.ac.id– Pelatihan dan pendampingan untuk meningkatkan kapasitas remaja dalam mencegah penyakit tidak menular dilakukan dosen dan mahasiswa STIKES Bethesda YAKKUM kepada kelompok remaja karang taruna di dusun Nogosari Kelurahan Selopamioro, KapanewonImogiri, Kabupaten Bantul.Dari pelatihan ini dikenalkan tentang pemanfaatan teknologi informasi berbasis android melalui aplikasi “Si- Telur Petis”atau kependekan dari sistem telenursing pencegahan hipertensi dan diabetes melitus.
Pelatihan yang diikuti sekitar 30 remaja dusun Nogosari tersebut dilaksanakan secara rutin sebulan sekali dari bulan Agustus hingga November 2024. Kegiatan ini merupakan salah satu wujud pengabdian STIKES Bethesda kepada masyarakat yang dalam realisasinya mendapat hibah pendanaan dari Kemendikbud-Ristek
Aplikasi “Si-Telur Petis” adalah aplikasi inovasi untuk membantu pencegahan penyakit tidak menular diabetes melitus dan hipertensi. Aplikasi ini bisa di download melalui playstore. “Si-Telur Petis” didesain sebagai screening untukmodifikasi perilaku pencegahan penyakit diabetes melitus dan hipertensi. Penggunanya dapat mengakses informasi kesehatan secara mandiri kapan saja dan di mana saja. Dengan aplikasi ini pengguna bisa mendeteksi kesehatan lebih awal dan mendapatkan rujukkan jika diperlukan. Aplikasi ini juga menyediakan fitur edukasi, diary dan ichat untuk konsultasi kesehatan.Menggunakan aplikasi ini remaja Nogosariatau siapapunbisa mendeteksi kesehatan dirinya sebagai antisipasi akan bahaya penyakit tidak menular
Selain mengenalkan pemanfaatan “Si-Telur Petis”, dilaksanakan pula pelatihan keterampilankepada remaja untuk melakukanscreening terhadap tekanan darah, anemia, gula darah, asam urat dan kolesterol. Pelatihan melibatkan dosen yang ahli dibidangnya dibantu beberapa mahasiswa sebagai asisten di lapangan. Pelatihan ketrampilan yang diberikan mendapatkanrespon antusias dari kalangan remaja karang taruna di Nogosari. Dengan alat medis yang disediakan, mereka terlihat bersemangat untuk belajar melakukan screening kesehatanseperti yang dipraktikan dosen dan mahasiswa di lapangan.
Tidak berhenti di sini, dari pelatihan ini kemudian dibentuklah posyandu remaja untuk pencegahan penyakit tidak menular. Saat ini di Nogosari telah terbentuk posyandu remaja yang siap dengan keterampilannya membantu dirinya sendiri dan orang lain untuk melakukan pencegahan penyakit tidak menular.
Dengan bekal pengetahuan dan keterampilannya, posyandu remaja nantinya akan bertugas mengunjungi rumah warga untuk melakukan screening dan pengenalan pemanfaatan aplikasi “Si-Telur Petis”. Dari sini diharapkan kesehatan warga bisa dideteksi lebih awal, dan ada informasi maupun edukasi untuk perubahan pola hidup yang lebih positif.
Diutarakan dosen selaku penanggung jawab kegiatan pelatihan, Mei Rianita Elfrida, S.Kep.Ns, M.Kep, bahwa kegiatan ini bertujuan meningkatkan kapasitas remaja untuk pencegahan penyakit tidak menular baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain. Karena itu dibentuklah posyandu remaja supaya keterampilan yang sudah dimiliki remaja karang taruna di Nogosaribermanfaat bagi warga setempat. “Pengenalan pemanfaatan aplikasi“Si-Telur Petis” hingga ketrampilan screening lainnya, harapannya bisa bermanfaat meningkatkan pencegahan penyakit tidak menular. Untuk itu dibentuklah posyandu remaja, supaya ilmu dan keterampilan yangmereka miliki tidak hanya berguna bagi dirinya sendiri tapi juga berguna bagi orang lain,” terang Mei Rianita.
Sementara itu disampaikan Ketua Karang TarunaForum Komunikasi Pemuda Pemudi (FKPN) Nogosari, Rohman Sholeh, pelatihan yang diberikan dosen dan mahasiswa STIKES Bethesda manfaatnya sangat dirasakan oleh pemuda pemudi Nogosari. Pemanfaatan aplikasi “Si-Telur Petis” maupun keterampilan melakukan screening kesehatanmenggunakan beberapa alat medis,sangat membantu dalam mendeteksi dan mengantisipasiancaman bahaya penyakit tidak menular.“Pelatihan ini sangat membantu kami (pemuda pemudi Nogosari) untuk mengetahui secara lebih jauh bahaya penyakit tidak menular. Termasuk tentang bagaimana caranya mendeteksi dan mengantisipasi lebih awal agar tidak terjangkit penyakit tidak menular,” ungkap Rohman Sholeh.
Dituturkannya bahwa posyandu remaja Nogosari memiliki agenda rutin setiap bulannya mengadakan pertemuan untuk pemeriksaan kesehatan kepada kalangan remaja. Selain itu kader posyandu juga telah melakukan kunjungan ke beberapa rumah warga untuk melakukan screening kesehatan, walaupun belum semua warga sempat terkunjungi. “Setiap bulan kami mengadakan pertemuan. Oktober kemarin sudah kami lakukan kunjungan ke rumah warga. Pertemuan selanjutnya akan kami koordinasikan lagi untuk melakukan screening kesehatan ke rumah warga lainnya,” pungkasnya