Stikesbethesda.ac.id– Rancangan dan gagasan berwirausaha di bidang seni dan budaya, mengantarkan empat mahasiswi STIKES Bethesda YAKKUM memperoleh hibah Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW) tahun 2024 dari Kemendikbud Ristek. Keempat mahasisiwi tersebut adalah Elysabeth Yudha, Widyaningsih, Vincentia Cinthya Diah, Anisa Putri Suci, dan Patricia Hernina Ayu.
Keempatnya adalah sosok yang memiliki talenta di bidang seni tari. Dengan talenta yang mereka miliki, muncullah gagasan kreative untuk membuka wirausaha jasa di bidang seni budaya. Elisabet bersama ketiga kawannya merancang untuk mendirikan sanggar tari bagi kalangan anak-anak. Sebagaimana yang telah mereka susun dalam proposal P2MW, sanggar tari itu mereka namai “Sanggar Awahita”. Ide kreative ini dinilai laik direalisasikan, sehingga pada akhir April 2024 lalu Kemendikbud Ristek telah mengumumkan program sanggar Awahita menjadi salah satu program yang lolos pendanaan P2MW.
Selain sebagai bentuk pelestarian budaya, ada beberapa alasan penting yang mendasari munculnya ide untuk mendirikan sanggar Awahita. Dituturkan Elisabet, era perkembangan teknologi saat ini telah membawa perubahan terhadap gaya hidup anak-anak. Teknologi telah mengubah gaya hidup masyarakat terutama kalangan anak-anak. Teknologi gadget contohnya. Kebanyakan anak-anak era sekarang lebih banyak menghabiskan waktu bersama gadgetnya. Gadget atau teknologi lain seperti televisi telah menuntun anak-anak pada sikap malas untuk melakukan gerak tubuh. Mereka cenderung melakukan aktifitas fisik yang tidak aktif. Padahal aktifitas fisik aktif seperti bermain atau berolahraga, sangat diperlukan untuk mendukung pertumbuhan dan kesehatan tubuh pada usia anak-anak. Karena itu Sanggar Awahita diharapkan bisa menjadi wadah dan pemantik bagi anak-anak untuk melakukan aktifitas fisik aktif melalui seni tari. Selain itu gagasan mendirikan sanggar Awahita juga bertujuan agar anak-anak punya kesempatan lebih banyak untuk berinteraksi dan bersosialiasi antara satu dengan yang lain. Bukan itu saja sanggar Awahita juga berorientasi mendukung dan membimbing anak-anak bisa berprestasi di bidang seni tari.
“Ide ini muncul karena ada keinginan dari kami untuk mengajarkan tari kepada anak-anak sebagai bentuk pelestarian budaya. Tujuan penting lainnya adalah untuk membantu anak-anak meningkatkan aktifitas gerak tubuh mereka. Gerak tubuh ini sangat penting untuk masa pertubumbuhan anak anak,” tutur Elysabeth.
Tari yang akan dijaarkan di Sanggar Awahita meliputi tari tradisonal, tari kreasi dan tari kesehatan. Tari kesehatan, dikatakan Elysabeth, gerakannya murni merupakan karya mahasiwsi STIKES Bethesda yang diperuntukkan bagi anak usia sekolah dasar. Untuk mengikuti latihan tari di sanggar Awahita juga tidak membutuhkan biaya mahal. Sanggar Awahita dirancang bisa dimanfaatkan anak-anak dari semua kalangan. Untuk sekali kedatangan setiap anak hanya cukup mengeluarkan biaya lima ribu rupiah. (bas)