Stikesbethesda.ac.id— Sebanyak 41 mahasiswa ners STIKES Bethesda Yakkum angkatan XIV, diambil sumpahnya sebagai wujud komitmen mereka untuk senantiasa menjunjung tinggi kode etik profesi. Agkat sumpah ners yang dilaksanakan di Sahid Raya Hotel Yogyakarta pada 29 September 2022 tersebut, sekaligus menandai penyematan gelar profesi ners atas keberhasilan winisuda menyelesaikan program studi ners. Turut hadir dalam pelantikan ners diantara nya pejabat dari Dinas Kesehatan DIY, LLDIKTI wilayah V, PPNI, AIPNI, Yakkum dan sejumlah tamu undangan dari instansi terkait.
Untuk predikat lulusan terbaik pertama pada pelantikan ners kali ini diraih oleh Helaria Sarasati Purwaningrum dengan IPK 3,96. Sedangkan predikat terbaik kedua dan ketiga diraih Kornelia dengan IPK 3,93 dan Juwita Cahyaning Sari dengan IPK 3,92.
Pengambilan sumpah ners didahului prosesi penyerahan sertifikat ners oleh Ketua STIKES Bethesda Nurlia Ikaningtyas, Ph. D. NS. Dipimpin oleh Ketua PPNI DIY Tri Prabowo. S. Kp. M. Sc., ners terlantik diambil sumpahnya dengan didampingi tokoh rohaniawan dari agama dan keyakinan masing-masing. Sesuai dengan tekat yang diucapkan, makna sumpah ners akan selalu dijunjung tinggi dan menjadi jiwa pengbadian ners dalam melaksanakan tugas profesi. Mayoritas ners terlantik telah dipastikan segera akan menjalani tugas profesi di lingkungan kerja masing-asing. Seluruh ners terlantik juga telah lulus uji komptensi, yang artinya berhak mendapatkan STR (Surat Tanda Registrasi) sebagai lisensi untuk melaksanakan praktik profesi. Data pendidikan menyebutkan 80,48 persen ners terlantik telah terserap sebagai tenaga kesehatan di beberapa rumah sakit di berbagai kota. Mereka direkrut sebagai tenaga kesehatan melalui program kerjasama yang dibangun STIKES Bethesda dengan beberapa rumah sakit dan instansi pengguna tenaga kesehatan. Sebagian lagi sekitar 19 persen ners terlantik kembali untuk mengabdikan diri di daerah asal masing-masing.
Disampaikan Nurlia Ikaningtyas, pembangunan sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas merjadi tantangan sekaligus sebuah keharusan. Revolusi industri memberi dampak pada persaingan dunia kerja yang semakin kompetitif di tingkat global. Untuk bisa bersaing dibutuhkan sumber daya yang berkualitas pada setiap manusia. Tantangan ini menjadi tanggung jawab setiap elemen bangsa, untuk bersama-sama membangun kualitas sumber daya manusia Indonesia. Kegaggalan membangun sumber daya manusia, akan berdampak serius terhadap stabilitas bangsa. Apalagi Indonesia memiliki jumlah penduduk angkatan kerja yang sangat tinggi. Saat ini ada sekitar 140 juta usia produktif dari 270 juta penduduk Indonesia. Jumlah angkatan produktif ini, diprediksi akan meningkat pesat pada 2030 mendatang. “Terus bertambahnya jumlah penduduk angkatan produktif, harus diimbangi ketersediaan lapangan kerja dan peningkatan sumber daya manusia. Upaya meningkatkan sumber daya yang unggul untuk bisa bersaing di kancah global, harus dipersiapkan dengan baik. STIKES Bethesda menyadari sepenuhnya tantangan ini. Kolaborasi dengan berbagai pihak terus dilakukan untuk peningkatan kualitas lulusan. Salah satu muaranya agar lulusan memiliki kualitas terserap di dunia kerja dan memberi kontribusi penting untuk pembangunan bangsa,” jelas Nurlia Ikaningtyas dalam sambutannya. (bas)