Stikesbethesda.ac.id— Bakti sosial melaksanakan pemeriksaan kesehatan ibu hamil, dilakukan STIKES Bethesda Yakkum bersama Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW), dan Fakultas Universitas Sanata Dharma. Pengbadian masyarakat ini dilaksanakan tepatnya pada 25 Juni 2023, menyasar kaum ibu hamil di wilayah Pedukuhan Pendul , Kelurahan Argorejo, Kapanewon Sedayu, Kabupaten Bantul.
Pemeriksaan kesehatan dilaksanakan di kantor pedukuhan Pendul, dan diikuti puluhan ibu hamil yang tampak antusias memeriksakan kondisi kehamilannya. Dalam kegiatan tersebut kaum ibu hamil berkesempatan mendapatkan beberapa layanan kesehatan dari dosen dan mahasiswa yang bertugas melakukan pemeriksaan kesehatan. Layanan kesehatan yang diberikan diantaranya pemeriksaan gula darah sewaktu (GDS), pemeriksaan POCT atau pemeriksaan laboratorium di luar laboratorium sentral, pemeriksaan tekanan darah, berat dan tinggi badan. Diberikan juga layanan konsultasi mengenai obat-obatan terkait dengan obat teratogen atau yang beresiko membahayakan kesehatan kehamilan.
Layanan kesehatan kepada kaum ibu hamil di wilayah Pendul, dilaksanakan sebagai salah satu perwujudan atau manifestasi dari program Inter Personal Education (IPE) yang telah terbentuk antara STIKES Bethesda, UKDW, dan Sanata Dharma. Kegiatan bakti sosial kali ini sekaligus untuk memaknai Dies Natalis UKDW.
“Bakti sosial ini merupakan tindak lanjut dari program Inter Personal Education (IPE) yang sudah terlaksana sejak 2018 antara STIKES Bethesda, UKDW dan Sanata Dharma. Program IPE ini salah satunya kami manifestasikan atau kami wujudkan melalui kegiatan pengabdian masyarakat. Kegiatan kali ini sekaligus untuk memaknai Dies Natalis UKDW,” jelas Wakil Bidang Akademik STIKES Bethesda, Ethic Palupi, S. Kep. Ns, MNS.
Sebagai dasar atau pertimbangan dilaksanakan bakti sosial ini, dijelaskan Ethic Palupi karena masalah kesehatan ibu dan anak masih menjadi prioritas penatalaksanaan kesehatan di Indonesia. Data dari WHO pada tahun 2020 menyebutkan angka kematian ibu masih cukup tinggi yaitu diperkirakan ada di angka 177 per 100 ribu kelahiran hidup. Sementara data The World Bank pada tahun 2021, angka kematian neonatal ada di angka 11 per 1000 kelahiran hidup. Penelitian sebelumnya menyebutkan terdapat beberapa penyebab masih tingginya angka kematian ibu dan neonatal di Indonesia. Misalnya, kurangnya manajemen resiko di fasilitas kesehatan tingkat pertama, kurangnya komunikasi antar tingkat pelayanan kesehatan, penundaan dan kesalahan rujukan, kurangnya perencanaan kehamilan dan persalinan, kurangnya monitoring komplikasi dan kurangnya komunikasi interpersonal. Untuk mengatasi persoalan ini, menurut Etic Palupi, salah satunya perlu ada perhatian lebih atau prioritas terhadap kesehatan ibu hamil. Melalui bakti sosial yang dilaksanakan, diharapkan juga bisa memberikan dampak positif terhadap tingkat kesadaran seluruh masyarakat untuk terlibat dalam menurunkan angka kematian ibu dan anak. (bas)